Minggu, 26 Maret 2017

Permberdayaan Wakaf Produktif dalam di Magelang

Permberdayaan Wakaf Produktif dalam di Magelang

Terungkap dalam diskusi wakaf di Kemenag Kota Magelang, bahwa wakaf di Magelang menghadapi banyak kendala, terutama masalah administrasi. Banyak tanah yang tidak bersertifikat dan lembaga wakaf yang sudah mapan direcoki dengan permasalahan internal sehingga sampai ke pengadilan.
Permasalahan manajerial tentang wakaf memang menjadi masalah tersendiri. Sebagai contoh, lembaga wakaf dalam bentuk RSI Kota Magelang mengalami probematika manajerial karena belum mengimplementasikan prinsip-prinsip manajemen dengan baik. Uraian lebih lanjut dapat dibaca pada artikel tentang Implementasi Prinsip Akuntabilitas dalam Manajemen Wakaf Produktif (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Kota Magelang) yang dimuat di Jurnal Ijtihad yang diterbitkan oleh IAIN Salatiga.
Dalam abstrak, Usman menulis:
This study describes the implementation of the principle of accountability in the management of
productive waqf in the form of Islamic Hospital in Magelang City. The results showed that Islamic
Hospital is a core business managed by waqf institutions and has experienced significant developments
with a marked number of users is increasing. The principle of accountability on the Rumah Sakit Islam
(Islamic Hospital) Kota Magelang implemented by the Board of Supervisors to supervise routinely
based on a report prepared by the Director of RSI. Implementation of this principle on endowments
institutions is expected to increase the confidence of stakeholders. For the future, supervision through
an external audit needs to be programmed to improve accountability and public trust.

Sumber: Usman, Nurodin, 2016,  Implementasi Prinsip Akuntabilitas dalam Manajemen Wakaf Produktif (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Kota Magelang) yang dimuat di Jurnal Ijtihad yang diterbitkan oleh IAIN Salatiga, Jurnal Ijtihad, Vol. 16, No. 2, tahun 2016.

Kamis, 23 Februari 2017

PANEN PAHALA DARI RANGKAIAN IBADAH SHALAT


Oleh: Dr. Nurodin Usman, Lc., MA
 
Rangkaian ibadah shalat dimulai dari azan, berwudhu, berjalan menuju tempat shalat, mengerjakan shalat sunnah, duduk menunggu jamaah, ibadah shalat itu sendiri, berzikir dan berdoa setelah selesai shalat.
A.    Panen Pahala saat Azan
Azan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan lafaz-lafaz tertentu. Azan dikumandangkan untuk memberitahukan kepada manusia bahwa waktu shalat telah tiba, mengajak mereka agar mendirikan jamaah dan sebagai syiar agama Islam.
Dalam riwayat lai, Rasulullah SAW bersabda,
الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍُ
“Seorang muazin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya dan akan disaksikan oleh segala sesuatu, baik yang basah dan kering.” (HR. An-Nasai dari Abu Hurairah ra).
Rasulullah SAW bersabda,
الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Para muazin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat” (HR. Muslim dari Muawiyah bin Abu Sufyan ra).

B.     Panen Pahala saat Berwudhu
Di antara keutamaan berwudhu adalah dapat menghilangkan dosa-dosa, Rasulullah SAW bersabda:
 “Jika ada orang berwudhu lalu berkumur, maka dosa-dosanya keluar dari mulutnya, jika mengeluarkan air dari dalam hidung maka dosa-dosanya keluar dari hidungnya, jika membasuh wajah, maka dosa-dosanya keluar dari wajahnya sampai-sampai keluar dari bawah pelupuk matanya, jika membasuh kedua tangan, maka dosa-dosanya keluar dari kedua tangannya sampai-sampai keluar dari bawah kuku-kukunya, jika mengusap kepala, maka dosa-dosanya keluar dari kepalanya sampai-sampai keluar kedua telinganya, jika membasuh kedua kaki, maka dosa-dosanya keluar dari kedua kakinya sampai-sampai keluar dari kuku-kukunya, kemudian perjalanannya menuju masjid dan shalatnya itu sendiri dinilai sebagai shalat sunah” (HR. Malik dan An-Nasai).
Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabatnya, “Maukah kalian aku beri tahu sesuatu yang dapat menghapuskan dosa-dosa dan meninggikan derajat di mata Allah?”.  Mereka menjawab, “Mau, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda:
إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ
“Menyempurnakan wudhu meskipun banyak kesulitan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat, maka itulah menahan nafsu (untuk melakukan perbuatan taat)” (HR. Muslim dan Tirmizi dari Abu Hurairah ra)

C.    Panen Pahala menuju Tempat Shalat dan Saat Menunggu Jamaah
Disunahkan mengerjakan shalat berjamaah di masjid yang lebih jauh dan menampung jamaah paling banyak. Rasulullah SAW bersabda
 أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّي ثُمَّ يَنَامُ
"Orang yang paling besar pahala shalatnya adalah orang yang paling jauh perjalanannya, lalu yang lebih jauh lagi, orang yang menunggu shalat agar dapat mengerjakannya bersama imam lebih besar pahalanya dari pada orang yang mengerjakan shalat lalu tidur" (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa ra)
Pada zaman Rasulullah SAW, pernah ada sahabat bermaksud pindah rumah. Alasannya, rumah lamanya jauh dari masjid. Jika dekat dengan masjid, barangkali akan tambah khusyuk ibadahnya. Tetapi, rupanya Rasulullah SAW tidak membenarkan sikap ini.  Beliau bersabda, "Tetaplah kalian tinggal di tempat-tempat kalian, jejak-jejak kaki kalian pasti dicatat". (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, disunahkan juga shalat bersama jamaah yang paling banyak jamaahnya. Rasulullah SAW menerangkan bahwa "Shalat seseorang bersama orang lain lebih besar pahalanya dari pada shalatnya sendirian, shalatnya bersama dua orang lebih besar pahalanya dari pada shalatnya bersama satu orang, dan jika semakin banyak maka hal itu lebih dicintai oleh Allah swt". (HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasai).

D.    Panen Pahala saat Shalat Sunnah
Shalat Sunnah dapat menghadirkan kebaikan dalam rumahnya. Sabda Nabi SAW:
ِإذَا صَّلََى أَحَدُكُمْ الصَّلاَةَ فِي مَسْجِدِهِ  فَلْيَجْعَلْ لِبَيْتِهِ نَصِيْبًا مِنْ صَلاَتِهِ فَإِنَّ اللَّهَ جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلاَتِهِ خَيْرًا
“Jika salah seorang dari kalian melakukan shalat di masjid, maka lakukanlah sebagian shalatnya itu di rumahnya. Sebab, Allah swt menjadikan kebaikan di rumahnya karena shalatnya itu.” (HR. Muslim dari Jabir)
Shalat Sunnah juha menghadirkan cahaya bagi rumahnya. Sabda Nabi SAW:
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِي بَيْتِهِ تَطَوُّعًا نُورٌ فَمَنْ شَاءَ نَوَّرَ بَيْتَهُ
“Shalat sunah yang dilakukan seseorang di rumahnya adalah cahaya. Maka barang siapa yang mau, ia dapat menerangi rumahnya.” (HR. Ahmad dari Ibn Umar)

E.     Panen Pahala dalam Ibadah Shalat
  1. Dalam shalat, banyak bacaan Qur’an
  2. Dalam shalat, banyak doa.
  3. Dalam shalat, banyak zikir.
  4. Dalam shalat, ada bacaan istighfar.
  5. Dalam shalat, ada bacaan shalawat
  6. Dalam shalat, ada bacaan tasbih, takbir, tahmid.
  7. Dalam shalat, ada ibadah hati (khusyuk)
  8. Dalam shalat, ada ibadah fisik (gerakan)
  9. Dalam shalat, ada sifat tawadhu sama Allah
10.  Dalam shalat, saling mendoakan

F.     Panen Pahala saat Zikir setelah Shalat
Rasulullah SAW bersabda: "Shalat seseorang dengan berjamaah melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak  dua puluh lima kali lipat, sebab, jika ia berwudhu dan melakukannya dengan baik, lalu keluar menuju masjid, dia tidak keluar menuju masjid itu kecuali untuk melakukan shalat, maka setiap satu langkah kakinya akan mengangkat satu derajat di sisi Allah dan menghapuskan satu dosa. Jika melakukan shalat, maka para malaikat senantiasa memohonkan rahmat baginya selama dia masih berada dalam shalat selagi dia belum berhadats, mereka berdoa, "Wahai Tuhan kami, berilah rahmat kepadanya, wahai Tuhan kami, turunkanlah belas kasihan kepadanya", dia tetap dianggap dalam shalat selama dia menunggunya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Salam....

Assalmualaikum warahmatullahi wa barakatuh....